Sejarah Madrasah TBS Kudus

SEJARAH BERDIRINYA:

Madrasah TBS Kudus berdiri tanggal 7 Jumadal Akhirah 1347 H (tahun Alif)   bertepatan dengan tanggal 21 Nopember 1928 M, pada masa penjajahan Belanda dan dua tahun setelah berdirinya Jam’iyyah Nahdlotul Ulama’ (NU), dengan nama: TASYWIQUTH THULLAB (TB) yang artinya “Gairah / Kecintaan yang amat sangat para siswa (terhadap ilmu pengetahuan)”.

Nama ini diambil dari nama Pondok Pesantren yang berlokasi di dukuh Balaitengahan desa Langgardalem, Kota, Kudus. Pondok tersebut dikelola oleh KH Noor Chudlrin dengan Lurah Pondok saat itu KH Chadziq.


PENDIRINYA :

Muassis atau pendiri Madrasah TBS Kudus adalah KH Noor Chudlrin dan KH Abdul Muhith alumnus Al Azhar Kairo.

TUJUAN BERDIRINYA :

Madrasah TBS Kudus didirikan dengan tujuan “Tafaqquh fid Diin” (memperdalam ilmu agama)   mencetak dan mempersiapkan kader-kader Islam ahlusunnah wal Jama’ah yang alim, cerdas dan terampil, berwawasan kebangsaan dan berakhlaq mulia.

PERUBAHAN NAMA :

  1. Semula Madrasah ini bernama madrasah “ Tasywiqut Thullab “ disingkat TB.
  2. Pada tahun 1934 datanglah KH Abdul Djalil ( alumnus Timur Tengah ) menantu KH Noor Chudlrin menambah nama School sehingga menjadi “ Tasywiquth Thullab School “ disingkat TBS.
  3. Pada tahun 1973 nama School diganti Salafiyyah atas saran dan nasehat KH Turaichan Adjhuri (Sesepuh dan Penasehat Madrasah TBS Kudus).
  4. Pada Tahun 1992 untuk menghadapi akreditasi, Madrasah harus punya Yayasan, sehingga saat itu Madrasah TBS Kudus bernaung di bawah Yayasan Arwaniyyah / Bapenu (Badan Pelaksana NU), sehingga di depan nama Madrasah ditambah NU menjadi Madrasah NU TBS.

PERKEMBANGAN MADRASAH :

Sejalan dengan perkembangan zaman, Madrasah TBS Kudus mengalami perkembangan jenjang pendidikan sebagai berikut:

  1. Tahun 1347 H /1928 M berdiri Madrasah Ibtidaiyyah (MI). Sekarang terakreditasi A.
  2. Tahun 1320 H/1951 M berdiri Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sekarang terakreditasi A.
  3. Tahun 1392 H / 1972 M berdiri Madrasah Aliyah (MA). Sekarang terakreditasi A dengan Jurusan Agama, IPA , Bahasa dan IPS.
  4. Tahun 1408 H / 1988 M berdiri Madrasah Diniyah Putri (MADIPU).
  5. Tahun 14410 H /1990 M berdiri Raudlotut Tarbiyatil Qur’an (RTQ).
  6. Tahun 1411 H / 1991 M berdiri Madrasah Persiapan Tsanawiyyah (MPTs) .
  7. Tahun 1412 H / 1992 M berdiri Madrasah Ilmu Al Qur’an (MIQ).
  8. Tahun 1417 H /1996 M berdiri Pondok MAK,sekarang bernama Pondok Ath Thullab.
  9. Tahun 1419 H / 1998M berdiri Madrasah Persiapan Aliyyah (MPA).
  10. Tahun 1430 H / 2009 M berdiri Lembaga Pengembangan Bakat (LPB) yang meliputi : Bhs. Arab, Bhs. Inggris, Ilmu Falak, Membaca Kitab, Kaligrafi, Ilmu Da’wah, dan Lembaga Privat.

Lembaga Pengembangan Bakat ini didirikan untuk menggali dan membimbing serta mengembangkan bakat siswa agar menjadi seorang yang professional sesuai dengan bakatnya masing-masing.

ALUMNI MADRASAH :

Alumni atau mutakhorrijin Madrasah TBS Kudus tersebar diseluruh wilayah Nusantara dalam berbagai profesi:

Paska Aliyah :

  • Mondok di Pondok-pondok Pesantren.
  • Kuliah di dalam negeri baik dengan beasiswa maupun tidak.
  • Kuliah di Luar Negeri dengan beasiswa ( Mesir, Saudi Arabia, Syria, Turki, Sudan, Yaman, Malaysia, Kanada, India, Amerika, Korea, Belanda, Australia, dll).
  • Mejadi Tokoh sentral atau Kiyai Pondok, Ustadz dll.
  • Terjun ke berbagai lapangan kerja, baik sebagai TNI, Polri, PNS, Karyawan dan Wiraswastawan, Politikus dll.
  • Menjadi Pemuka Agama dan tokoh masyarakat.

Diantara Alumni Madrasah NU TBS Kudus yang menjadi tokoh dan menduduki berbagai profesi antara lain:

  • KH Turaichan Adjhuri (Ahli Falak & Penyusun Almanak Menara Kudus)
  • Dr. KH Chotibul Umam ( mantan Rektor PTIQ Jakarta).
  • Dr. KH Maghfur Usman. (mantan Rektor Universitas Kebangsaan Brunei Darussalam).
  • H. Zamroni (mantan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pasa saat mengganyang kaum komunis di Indonesia.
  • KH Zaenal Arifin ( Muballigh terkenal dari Tegal)
  • KH Imam Shofwan (mantan Pengurus NU Jateng dan Anggota DPR)
  • Sirril Wafa MA dosen dan anggota Lajnah Falakiyah UIN Jakarta dan Kementrian Agama RI)
  • KH Noor Ahmad (Ahli Falak anggota lajnah Falakiyah PB NU).
  • KH Hasan Mangli Magelang (Ulama’ termasyhur)
  • H. Rodli Suhari Mantan Kandepag
  • Prof. Dr. Ahmad Rofiq MA (Sekretaris MUI Jateng, mantan Rektor Unwahas dan Guru Besar di Semarang)
  • H Amin Sholeh ( mantan Ketua MUI Jawa Tengah ).
  • Dr. H. Satibi (mantan Dekan Fakultas Syariah UIN Yogyakarta)
  • Dr H. Muhayya, MA (mantan Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Semarang).
  • Drs. H. Noor Badi, MM (mantan Kandepag Pati & sekarang Kabid Haji Kemenag Kanwil Jateng).
  • Dr. Mahmud Arif, MA ( Dosen Pasca Sarjana IAIN Semarang)