RAWUH DI MA NU TBS, DUA SYAIKH SYIRIA ‘MEMBAKAR’ SEMANGAT PARA SANTRI
Nur Khamim *
Selasa Pon, 10 Jumadal Ula 1438 H. / 7 Pebruari 2017 M., pukul 11.40 WIB., Madrasah Aliyah NU Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus mendapat kunjungan kehormatan dari dua Ulama Syiria; Al-Mukarrom Syaikh Muhammad Karim Yahya, dan al-Mukarrom Syaikh DR. Usamah Abu Syi’ir. Keduanya merupakan Guru Besar di Universitas Syaikh Ahmad Kaftaru, Damaskus, Syiria.
Menurut penuturan Ustadz Dr. H. Ahmad Faiz, MA. – Alumnus TBS angkatan 1999 dan Universitas Abu Nur, Damaskus, Syiria – Syaikh Muhammad Karim Yahya adalah penanggungjawab masalah minhah dirosiyah (beasiswa), sedangkan Syaikh Dr. Usamah Abu Syi’ir merupakan Imam Besar dan Khathib Masjid Agung Abu Nur Damaskus.
Kerawuhan Ulama Syiria ini disambut hangat oleh segenap Masyayikh, Dewan Asatidzah, dan Santri MA NU TBS. Sesi pertama, Ramah tamah tamu mulia dengan Masyayikh TBS. Bertempat di Kantor Kepala MA, turut hadir dalam acara tersebut, antara lain: al-Mukarrom KH. Hasan Fauzi, al-Mukarrom KH. Abdullah Hafidh, al-Mukarrom KH. Musthafa Imron, S.H.I., Ustadz H.M. Ulin Nuha, Lc., M.Us., Ustadz H. Himam ‘Awaly, Lc., serta Penulis. Adapun kedua tamu mulia, didampingi oleh Ikhwah Alumni Syiria, antara lain: KH. Taj Yasin Maemun Zubair (Gus Yasin), Gus Akom, dan Gus Faiz.
Dalam kesempatan tersebut, pihak TBS menyampaikan terima kasih atas kunjungan Masyayikh Syiria, dan mengharap kunjungan ini bukan yang pertama dan terakhir, melainkan diikuti dengan kunjungan-kunjungan berikutnya. Menanggapi harapan tersebut, beliau berdua mengatakan “in sya-a Allah, dengan senang hati”, lalu mendoakan para Masyayikh TBS, semoga senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam upaya mencetak Santri Warotsah al-Ulama’.
Setelah melaksanakan shalat zhuhur berjama’ah di Mushalla madrasah, kedua Syaikh didampingi Dewan Asatidzah TBS, menuju lokasi acara di Gedung Timur untuk memberikan Ceramah Ilmiah, serta Nasehat dan Petuah, kepada segenap Santri, yang sejak pukul 11.00 sudah siap menunggu kerawuhan beliau berdua.
Acara dibuka dan dipandu oleh Penulis, sekaligus sambutan atas nama MA NU TBS Kudus. Dilanjutkan pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an, yang sedianya dilantunkan oleh Santri, ternyata dihandle Syaikh Usamah. ‘Petugas Dadakan’ tersebut, membuat surprise bagi segenap hadhirin, yang kemudian dibuat ta’jub dengan kemerduan suara, dan keindahan nada dari Syaikh Usamah. Setelah itu, Muhadharah Ilmiyah. Sejalan dengan tema yang kita ambil, Daur asy-Syubban fi ‘Izzati al-Ummati wa al-Wathoni (Peran Santri untuk Meraih Kemuliaan Umat dan Kejayaan Negeri), Kedua Syaikh berhasil ‘membakar’ semangat para Santri, terbukti dengan antusiasme tinggi dalam mengikuti muhadharah, bertanya, serta applaus berkali-kali menggema di lokasi acara. Terlebih dengan Penerjemah kredibel, Ustadz H.M. Ulin Nuha, Lc., M.Us., alumnus MA TBS angkatan 1994, sekaligus alumnus Syiria.
Muhadharah pertama, oleh Syaikh Muhammad Karim Yahya. Dalam petuahnya, beliau menegaskan tentang urgensi peran Santri. Beliau menyitir Ayat tentang Konsep Khoiro Ummah. “Kalian adalah Umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, (yang mempunyai karakter) amar ma’ruf nahi munkar, dan beriman kepada Allah”. (Q.S. Ali Imron/3 : 110). Lalu, untuk meraih status khoiro ummah, harus dilakukan langkah-langkah nyata, antara lain: a) Menjaga harmoni dengan Sang Kholiq, Allah – Subhanahu wa ta’ala. “’Alaikum bi taqwallaahi”, tandas beliau. b) Me-manage waktu semaksimal mungkin, sebagaimana penegasan Hadits Nabi “Ightanim khomsan qobla khomsin” (maksimalkan perkara lima, sebelum datang yang lima!). Diantaranya, “Syababaka qobla haromika” (masa mudamu sebelum masa tuamu). Di akhir petuahnya, Syaikh Karim mendoakan Santri-santri TBS menjadi Generasi Ideal Umat yang ikut berperan aktif dalam mewujudkan ‘Izzul Islam wal muslimin.
Sebelum muhadharah kedua, Syaikh Dr. Usamah Abu Syi’ir, melantunkan satu nasyid yang menjadikan suasana semakin hidup. Lalu di awal muhadharah, beliau menuturkan beberapa contoh pelaku sejarah dari pribadi-pribadi pilihan, yang rata-rata masih muda saat mengemban amanah. Dimulai dari Baginda Nabi – shallallaahu ‘alaihi wa sallama, Sayyiduna Abu Bakar ibn Shiddiq – radhiyallaahu ‘anhu, Sayyiduna Umar ibn Khatthab – radhiyallahu ‘anhu, Sayyiduna Ali ibn Abi Thalib – karramallaahu wajhahu, dan Sayyiduna Zubair ibn Awwam – radhiyallaahu ‘anhu. Kemudian dalam petuahnya, beliau menegaskan tentang Lima Kiat Sukses meraih Prestasi bagi Pemuda (Santri), yaitu: 1. Bertaqwa kepada Allah – Subhanahu wa ta’aalaa, 2. Menjaga Sholat Wajib dengan berjama’ah, 3. Berbakti kepada kedua orang tua, 4. Selektif dalam memilih teman, dan 5. Niat yang benar (ikhlash).
Acara ditutup dengan Do’a, oleh Syaikh Muhammad Karim Yahya, dilanjutkan mushafahah dan foto bersama.
*Khadim di MA NU TBS Kudus