PIDATO HARLAH LP MAARIF NU KE-88
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadlirot Allah SWT, karena hingga hari kita masih bisa berkhidmat di dunia pendidikan melalui Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Nabi terakhir yang menjadi inspirasi utama kita dalam mencetak dan mendidik umat manusia.
Hari ini, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU berulang tahun yang ke 88. Dimulai kelahirannya pada tanggal 19 September 1929. Tema hari ulang tahun kali ini adalah: ” LP Ma’arif NU Membentuk Generasi Bangsa yang Berkarakter, Mandiri dan Inovatif”. Peringatan ini dimaksudkan agar kita senantiasa mengingat khittah didirikannya LP Ma’arif NU dan ke arah mana organisasi ini akan menuju.
Sebagaimana diketahui, kelahiran LP Ma’arif NU dimaksudkan untuk melakukan inovasi pendidikan di lingkungan NU yang semula belum mengenal pendidikan dengan sistem kelas, berkembang ke arah sistem pendidikan yang mengenal kelas. Adalah tiga orang yang mengawali pendirian Ma’arif NU tersebut pada tahun 1929, yakni K.H. A Wahid Hasyim, K.H. Mahfudz Shiddiq dan KH. Abdullah Ubaid atas permohonan KH. Wahab Hasbullah kepada Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’arie.
Sedemikian pentingnya lembaga pendidikan dalam organisasi NU ini, Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’arie pernah berpidato dalam khutbah iftitahnya pada pembukaan Muktamar Purwokerto pada 26-29 Maret 1946 dengan menyampaikan: “Kita harus memusatkan segala perhatian untuk mendidik orang-orang kita, dan melatih anak – anak kita hingga cakap bagi kehidupan di masa yang akan datang di dalam segala lapangannya, politik, militer, sipil, industri dan ekonomi serta lainnya. Itu semua harus kita jalankan dengan tenang, tidak gaduh dan tentram”.
Dalam pada itu, KH. Ahmad Wahid Hasyim, dalam usia 15 tahun, telah memulai pembaruan pendidikan dengan mendirikan Madrasah Nidzamiyah, yang memadukan pola pengajaran pesantren yang menitikberatkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum. Sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Di lembaga pendidikan ini, selain mengajarkan bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Belanda pun diajarkan. Pendirian lembaga pendidikan formal yang dilakukan oleh KH. A. Wahid Hasyim ini diikuti oleh banyak pengurus NU di pelbagai tempat, mulai dari tingkat wilayah hingga cabang dan ranting.
Dalam perkembangannya, sejak tahun 1935, Ma’arif NU telah merintis lembaga yang bersifat kejuruan (madrasah Ikhtishashiyyah), selain lembaga pendidikan yang bersifat umum. Lembaga pendidikan kejuruannya tersebut meliputi bidang hokum (Qudlat), perdagangan (tijaroh), pertukangan (nijaroh), pertanian (ziro’ah), sekolah khusus fakir-miskin (fuqoro) dan kejuruan khusus. Dengan demikian, apa yang sekarang dikembangkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi Widodo dengan pendidikan vokasional yang bersifat kejuruan untuk menjawab pasar tenaga kerja dan situasi perekonomian global, hal tersebut sudah jauh lebih dahulu dikembangkan oleh LP Ma’arif NU dengan mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan tersebut.
Hadirin yang kami hormati,
Perkembangan saat ini, jumlah satuan pendidikan di lingkungan Ma’arif NU sebanyak 21. 280 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia yang terdiri dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK”. Dengan jumlah tersebut, Ma’arif NU menetapkan visi dan misi lembaga sebagai “Pusat Pengembangan Pendidikan yang Mandiri, Berkualitas, Profesional, dan Kompetitif dalam Bingkai Paham Islam Ahlussunnah Waljama’ah”.
Dengan visi dan misi tersebut, sekolah dan madrasah dalam lingkungan LP Ma’arif NU diharapkan mampu mencetak peserta didik yang memiliki kemandirian berfikir maupun bersikap, dan terutama kemandirian ekonomi. Kemandirian tersebut bertumpu pada kemampuan bersaing dengan berpijak pada kuatnya kualitas sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan bekerja secara professional. Nilai lebih yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU adalah menanamkan dan memperkuat kesalehan pribadi dan kesalehan sosial dalam bingkai Islam moderat dan jalan tengah (washatiyah) yang berasas aqidah ahlussunnah wal-jama’ah.
Mengapa kita perlu memperkuat Islam moderat dan Islam jalan tengah (washatiyah) yang berasas aqidahahlussunnah wal-jama’ah pada masa-masa sekarang ini? Karena sekarang ini banyak lembaga pendidikan di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi yang mampu mencetak peserta didik dengan mutu tinggi, tetapi mereka tidak toleran terhadap perbedaan, merasa pahamnya paling benar sendiri, cenderung berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan sesama umat Islam dan sesama saudara sebangsa, serta tidak menanamkan cinta pada tanah airnya. Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan LP Ma’arif NU adalah untuk mencetak peserta didik yang mempunyai daya saing yang kompetitif, tetapi pada saat yang bersamaan, mereka mencintai dan merawat tanah airnya, bersikap toleran dan bijaksana, patuh pada aturan-aturan negara, terutama Pancasila dan UUD 45, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika.
Hadirin yang kami hormati,
Baru-baru ini, pemerintah melalui Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Salah satu tujuan dari PPK ini adalah memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
LP Ma’arif NU mengapresiasi dan mendukung penuh terbitnya Perpres tentang PPK ini, karena Perpres ini sejalan dengan misi utama LP Ma’arif NU, yakni “menyelenggarakan pendidikan sebagai wahana pembentukan karakter peserta didik yang beriman dan bertakwa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil dan berakhlakul karimah”. Dengan demikian, terbitnya kebijakan PPK ini semakin memperkuat tujuan penyelenggaraan pendidikan di bawah lingkungan LP Ma’arif NU, dan oleh karena itu, lembaga pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU semestinya dapat melaksanakan Perpres tentang PPK ini serta bersama-sama mengawal pelaksanaan Perpres ini sebagai bagian dari keikutsertaan kita dalam membentuk character nation building menuju masyarakat yang aman, adil dan makmur, sejahtera, lahir dan batin.
Demikian pidato ini disampaikan,
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thoriq,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pengurus LP Ma’arif NU Pusat
TTD
Drs. KH. Z. Arifin Junaidi, MBA
Ketua
Leave a Reply